
Jadwal kereta tempo doeloe menampilkan rute Tandjong Priok – Batavia – Weltevreden. Dimuat dalam buku panduan wisata “The Isles of the East” (1912).
Pemerintah kolonial Belanda dulu membagi kota Batavia menjadi dua kawasan. Kawasan pertama adalah Batavia lama, tempat kegiatan pemerintahan dipusatkan dan berada di tepi laut. Daerah Kota dan Tanjung Priok termasuk dalam kawasan ini. Kawasan kedua adalah wilayah yang dibangun untuk tempat tinggal yang diberi nama Weltevreden.
Weltevreden, yang juga disebut New Batavia, merupakan kawasan pengembangan kota Batavia lama ke arah selatan. Udara di daerah ini dulu dianggap lebih sejuk dan sehat ketimbang kota lama yang padat dan kumuh. Harmoni, Pasar Baru, Lapangan Banteng, Gondandia dan Menteng termasuk dalam kawasan ini. Di kawasan inilah berdiri sejumlah hotel yang sangat terkenal pada saat itu, misalnya Hotel des Indes dan Hotel der Nederlanden.
Karena pintu masuk ke Batavia saat itu hanya ada di pelabuhan Tanjung Priok, pemerintah kolonial merasa perlu mengoperasikan kereta api yang menghubungkan “kota bawah” (Batavia) dan “kota atas” (Weltevreden). Trayek ini dilayani oleh dua jawatan yang berbeda, yaitu Staatsspoorwegen (S.S) milik pemerintah dan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (N.I.S) yang dioperasikan oleh swasta. Para pelancong asing yang baru tiba di pelabuhan bisa langsung menuju hotel tempat mereka menginap di Weltevreden dengan menggunakan layanan kereta ini.
Untuk memudahkan mereka dibuatlah jadwal kereta yang melayani trayek tersebut. Trayek ini dibagi menjadi dua rute: Tandjong Priok-Weltevreden (stasiun Kemajoran) dan Tandjong Priok-Weltevreden (stasiun Koningsplein, kini bernama Gambir).
Kereta api paling pagi berangkat pukul 06.14 dari Tandjong Priok dan hanya sampai stasiun Batavia (kini Kota). Kereta terusan ke Koningsplein baru berangkat pukul 09.06, singgah di stasiun Batavia pukul 9.23, stasiun Noordwijk (kini Juanda) pukul 9.41 dan tiba di Koningsplein jam 9.44. Kereta berikutnya berangkat pukul 9.15 melalui rute lain dan tiba stasiun Kemajoran pukul 9.38.
Rute Tandjong Priok-Koningsplein menempuh waktu sekitar 38 menit, lebih lama 15 menit dibandingkan rute Tandjong Priok-Kemajoran karena harus singgah di stasiun Batavia dan Noordwijk.
Untuk rute Tandjong Priok-Kemajoran, penumpang dikenakan tarif sebesar 0,4 gulden (40 sen) untuk kelas satu dan 0,25 gulden untuk kelas dua. Sementara rute Tandjong Priok-Koningsplein mengenakan tarif 0,6 gulden untuk kelas satu dan 0,35 gulden untuk kelas dua.
Kereta terakhir dari Tandjong Priok berangkat pukul 18.29 tapi hanya sampai Batavia. Para pelancong yang menggunakan kereta ini terpaksa harus menggunakan moda transportasi lain seperti trem atau sado untuk meneruskan perjalanan mereka ke Weltevreden. (*)
Sumber tulisan: “The Isles of the East“, The Royal Packet Steam Navigation Co. (1912)
Tinggalkan Balasan